Pada Kamis, 25 Juni 2023, Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Al-Azhar Indonesia di bawah naungan Mata Kuliah Rezim Ekonomi dan Keuangan Syariah telah melaksanakan Kuliah Umum Dosen Tamu secara offline yang bertemakan “Ekonomi Pancasila di Tengah Rezim Kapitalisme Global” di Ruang Serbaguna, lantai 2 Universitas Al-Azhar Indonesia dengan peserta yang hadir mencapai batas maksimum kapasitas ruangan, yaitu kurang lebih 50 peserta, termasuk Mahasiswa/I HI 2020 A dan B. Kuliah Umum Dosen Tamu ini terbuka untuk umum dan mengundang Narasumber eksternal yang ahli dalam bidangnya, yaitu Bhima Yudhistira, M.Sc selaku Direktur Eksekutif CELIOS (Center of Economic and Law Studies).
Kuliah Umum Dosen Tamu ini melalui serangkaian acara, di antaranya pembukaan oleh Master of Ceremony yang diwakili oleh Indah Nurfitriani Mahasiswi HI 2020, dilanjutkan Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an oleh Herazka Abdilla dan Razita Juzailah sebagai Pembaca Sari Tilawah, serta dilanjutkan penyampaian kata pengantar oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah REKS, yaitu Ulya Amaliya, M.Si. Kemudian, acara ini dipandu oleh Shafal Abdul Raafi Jaya Mahasiswa HI 2020 selaku Moderator. Sebelum Narasumber menyampaikan presentasinya, Shafal berkesempatan untuk membacakan Curriculum Vitae Narasumber dan dilanjutkan penyampaian materi oleh Narasumber.
Pada Kuliah Umum Dosen Tamu kemarin, Narasumber menyampaikan materi presentasinya yang berjudul “Ekonomi Pancasila: Teori dan Praxis” dengan beberapa poin penting khususnya perihal Ekonomi Pancasila di Indonesia, di antaranya bahwa imperialisme merupakan hubungan internasionalnya kapitalisme. Bahkan, meskipun Indonesia menganut Ekonomi Pancasila, tetapi dalam praktiknya kita beralih pada ekonomi yang sangat kapitalisme atau dapat dikatakan tidak ada lagi praktik Ekonomi Pancasila. Meskipun demikian, kapitalisme tidak selalu buruk, masifnya kapitalisme yang dapat kita rasakan adalah kehadiran ekonomi digital seperti lahirnya Grab, Gojek, dan sebagainya. Dalam presentasinya, Narasumber juga menyampaikan bahwa sharing economy merupakan bagian dari turunan ekonomi digital, bukan termasuk dari Ekonomi Pancasila.
Pada sistem digital saat ini, kapitalisme memunculkan inovasi yang sangat cepat, lebih dari 2000 startup yang ada di Indonesia melahirkan kekuatan ekonomi nasional. Bahkan, melahirkan generasi rebahan sekaligus generasi paling produktif. Tidak terlihat bekerja (di rumah saja), tetapi bisa mengimbangi lifestyle saat ini. Pada kenyataannya, saat ini kita sedang di situasi dimana bekerja tidak perlu capek dan hanya bermodal kuota internet, tetapi bisa menciptakan produktivitas luar biasa. Yang paling terdampak saat Pandemi Covid-19 kemarin adalah para pekerja manual, tetapi di samping itu, ada 65.000 orang kaya baru di Indonesia (pemain bitcoin dan developer), ini merupakan salah satu bukti nyata praktik kapitalisme. Kita didorong untuk mendapatkan return dengan klik-klik dari handphone atau personal computer. Hanya dengan internet sekarang serba mudah, misalnya dalam pembelian saham.
Narasumber juga menyampaikan bahwa dalam merayakan kapitalisme ini, ada hal yang tidak berubah, yaitu inovasi terjadi, tetapi struktur tidak berubah. Penguasaan oligarki terhadap ekonomi semakin dalam. Praktik ekonomi digital ternyata tetap tidak ada demokratisasi di dalamnya. Kehadiran oligarki merupakan antitesis dari demokrasi atau cita-cita Ekonomi Pancasila. Kemudian, memasuki ekonomi digital saat ini muncul istilah oligarki digital, yaitu segolongan orang yang menguasai pasar digital. Saat ini, tidak ada progres pelaksanaan atau praktik Ekonomi Pancasila, ada realisasinya tetapi tidak dalam skala besar.
Pada kesimpulannya, saat ini kita mengarah ke kapitalisme liberal, pemenangnya adalah para oligarki pemegang ekonomi digital, sumber daya alam, dan terlibat pada sektor pemerintahan. Berkaitan dengan hal tersebut, sebagai penutup Narasumber menyampaikan dalam presentasinya yang dibalut dengan sebuah quotes yang menyatakan bahwa “Anak muda harus lakukan perubahan, batasi ruang oligarki, saatnya anak muda ambil alih kendali”. Alhamdulillah suasana diskusi pada Kuliah Umum Dosen Tamu ini terbangun dengan baik, beberapa peserta mengajukan pertanyaan kepada Narasumber. Kemudian, acara ini ditutup dengan penyerahan merchandise dan foto bersama.
Kuliah Umum Dosen Tamu merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Program Studi Ilmu Hubungan Internasional dengan mengundang Narasumber eksternal yang ahli dalam bidangnya dengan pembahasan materi yang berhubungan dengan tema perkuliahan guna menambah wawasan para Mahasiswa/I Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. Biasanya dilaksanakan pada pertemuan perkuliahan setelah Ujian Tengah Semester (UTS) atau pada pertemuan terakhir perkuliahan sebelum Ujian Akhir Semester (UAS).
Alhamdulillah, Kuliah Umum Dosen Tamu ini berjalan dengan lancar atas dukungan dan kolaborasi dari Dosen Pengampu Mata Kuliah, Laboran Hubungan Internasional, dan tentunya beberapa Mahasiswa/I HI 2020 A dan B yang tergabung dalam Panitia Teknis Kuliah Umum Dosen Tamu ini. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat membuka sudut pandang para peserta terkait praktik Ekonomi Pancasila di Indonesia dan tentunya dapat menambah ilmu yang bermanfaat dari Narasumber yang ahli dalam bidangnya guna mendukung proses perkuliahan. Melalui acara ini, para Mahasiswa/I HI 2020 A dan B diminta untuk membuat resume sebagai tugas tambahan.