Telah terlaksana Kuliah Tamu “Tata Kelola Dunia Siber Global: Dunia Barat & Non-Barat” yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Al-Azhar Indonesia dalam naungan Mata Kuliah Globalisasi, Pembangunan Berkelanjutan, dan Politik Luar Negeri RI yang diampu oleh Wildan Faisol, S.Sos., M.Si. pada Jum’at, 28 Juni 2024 di Ruang 006, Lantai B1 Gedung UAI. Lebih dari 50 Mahasiswa telah mengikuti Kuliah Tamu tersebut terdiri dari angkatan 2021 dan 2022, serta Mahasiswa Program PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka).

Kuliah Tamu tersebut turut mengundang narasumber dari The Habibie Center, Mabda Haerunnisa Fajrilla Sidiq, M.Sc. Diketahui bahwa saat ini Prodi HI UAI dan The Habibie Center telah menjalin kerja sama untuk memperkuat pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, salah satunya melalui kegiatan Kuliah Tamu ini.

Pada Kuliah Tamu kemarin, sebagai pengantar narasumber menjelaskan tentang definisi dan karakter internet, serta bagaimana agar IP address tidak memiliki replika di seluruh dunia sehingga internet dapat diakses secara global. Jika mencerna pengantar yang dijelaskan oleh narasumber tersebut secara terburu-buru, sangat memungkinkan memunculkan pertanyaan ‘di mana HI-nya?’, bahkan narasumber menyampaikan hal tersebut. Kemudian, narasumber melanjutkan penjelasannya terkait hal di atas, yaitu perlu adanya tata kelola internet global dengan keterlibatan multistakeholder agar internet bekerja.

Narasumber juga memaparkan perkembangan tata kelola internet, di antaranya (1) Tahun 1960-1970 dimana internet bermula dari proyek ARPANET sebagai kritikal projek Pertahanan AS yang kemudian juga digunakan oleh ilmuwan bidang lain untuk berkomunikasi; (2) Tahun 1980-1990, TCP/IP (globalisasi dan komersialisasi yang dilihat sebagai superprofit), diadopsi di luar AS khususnya di Eropa; dan (3) Tahun 2000-sekarang (internasionalisasi) dimana ada kesadaran tidak hanya AS yang dapat memiliki kontrol atas kelola internet, maka ada upaya untuk menyeimbangkan dominasi Barat atas internet dengan adanya internasionalisasi.

Pada pemaparan materinya, narasumber juga menjelaskan intitusi yang berkaitan dengan tata kelola internet sekaligus penjelasan perkembangan internet di AS, Uni Eropa, China, dan Indonesia. Kemudian, narasumber juga menitikberatkan bahwa internet juga penting bagi HI, di antaranya berkaitan dengan power dimana China tidak puas atas hegemoni AS yang kemudian memunculkan pertanyaan “Apakah internet menjadi konstelasi rivalitas great power vs representasi non-great power?”. Bagaimanapun, China memiliki peran besar atas tata kelola internet global (demokratisasi) sebagai representasi aktor non-Barat. Pada kesimpulannya, narasumber menyampaikan “Apakah internet mengkikis atau justru dapat memperkuat peran negara?”.

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Kuliah Tamu ini berjalan dengan lancar atas partisipasi dan keaktifan para Mahasiswa yang juga mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber. Melalui Kuliah Tamu ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan para Mahasiswa sekaligus membuka perspektif mereka sebagai Mahasiswa HI terkait tata kelola dunia siber global guna mendukung proses perkuliahan, apalagi akhir-akhir ini isu keamanan siber sedang menjadi perhatian publik di Indonesia.